Senin, 28 Oktober 2013

Jika Cinta Tak Bisa Di Ungkapkan melalui Tulisan ataupun Lisan



Sajak Ini terinspirasi dari sebuah kisa teman saya, yang menghadiri sebuah pernikahan di tempat yang berbeda, namun pada hari yang bersamaan Minggu 27 Oktober 2013, dalam waktu yang berbeda., namun entah kebetulan atau di sengaja keduanya melakukan foto bersama dengan temannya yang sudah menikah, antara teman yang satu dengan yang lainnya mereka tak saling kenal, namun laki-laki dan wanita yang menjadi inspirasi sajak saya ini mereka saling kenal, keduanya sama-sama menggenakan baju batik, warna biru, dan posisi yang berlainan, yang satu laki-laki yang berfoto dengan temannya yang sudah menikah di sebelah kiri, dan wanita yang berada disebelah temannya yang sudah menikah posisinya dikanan, dan tak lama kemudian di waktu berbeda, namun masih dalam hari yang sama, keduanya menggunakan Display Picture tersebut di HPnya, enta
“Saat Cinta Tak bisa di ungkapkan dengan lisan, maupun tulisan, maka tuhan menyampaikannya dengan cara yang lainnya untuk mengungkapkannya.”
“Tak selamanya cinta yang pergi itu memberikan sebuah penderitaan, atau kehampaan, bagi yang mengalaminya, bisa jadi perginya cinta untuk memberi rasa kebahagiaan bagi yang mengalaminya.”
“Terkadang memang cinta itu harus pergi terlebih Dahulu, sebagai cobaan bagi mereka yang sedang merasakannya, bisa jadi perginya cinta untuk membuktikan Rasa tanggung jawab untuk mereka yang sedang melanda cinta.”
“Cinta merupakan sebuah suasana hati yang terdalam, yang timbul seketika, diberikan oleh Sang Maha Cinta, perasaan Cinta tak bisa ditolak, setiap orang membutuhkan cinta, Sang Maha Cinta memberikan Cinta itu sebagai ujian bagi yang merasakannya, apakah mampu melewati perasaan tersebut?,Perasaan cinta terkadang timbul hanya bertepuk sebelah tangan, ada juga yang merasakan timbal balik antara yang satu dan yang lainnya, namun pada akhirnya perasaan cinta itu hanya tuhanlah yang menyatukan, tak selamanya perasaan cinta yang bertepuk sebelah tangan itu berakhir pada kepedihan, namun bisa jadi berakhir pada kebahagiaan, Karena perasaan cinta itu ada Prosesnya, namun bisa pula Cinta yang timbal balik antara keduanya, yang berakahir pada kepedihan, bukan kebahagiaan, bersyukur dan bertawakkallah kepada Sang Maha Cinta, karena dialah yang menentukan takdir pada akhirnya.”